Kamis, 10 April 2014

MENYIMPAN DAN MENGGUDANGKAN BAHAN HASIL PERTANIAN


MODUL I
DEFINISI, JENIS, DAN FAKTOR YANG BERPERAN  DALAM PENYIMPANAN

Penyimpanan adalah tindakan pengamanan barang (dalam hal ini komoditas pertanian) yang karena sesuatu keadaan atau tujuan harus ditahan untuk beberapa waktu sebelum dijual, didistribusikan atau diproses lebih lanjut.
Tujuan penyimpanan secara umum adalah untuk pengamanan baik dari pencurian maupun kerusakan oleh serangga, tikus, jasad renik dengan jalan menghindari, mengurangi atau menghilangkan berbagai factor yang dapat mengurangi nilai komoditas.
Tempat penyimpanan biasa terdiri dari :
1.      Gudang yaitu tempat penyimpanan yang memungkinkan orang dan barang leluasa bergerak didalamnya dan sering terkait dengan adanya system administrasi serta kegiatan perdagangan.
2.      Lumbung yaitu tempat penyimpanan yang lebih mengarah pada system penyimpanan tradisional khususnya yang menyangkut tempat atau wadah baik berupa kotak, terumbu bambu ataupun berupa bangunan khusus tempat penyimpanan pangan.
Dalam proses penyimpanan pada komoditas pertanian dapat terjadi kehilangan. Kehilangan tersebut adalah :
a)      Kehilangan bobot atau susut berat
b)      Kehilangan rupa
c)      Kehilangan mutu
d)     Kehilangan nilai gizi
e)      Kehilangan keamanan
f)       Kehilangan harga
g)      Kehilangan hukum
h)      Kehilangan pasar
i)        Kehilangan kepercayaan
Peranan penyimpanan bagi petani produsen :
1.      Penyedia dan pengaman benih
2.      Penyelamat dan pengaman hasil panen
3.      Persediaan konsumsi keluarga sehari-hari
4.      Persediaan di musim panceklik
5.      Memperkokoh posisi tawar menawar
6.      Memberikan keuntungan yang lebih baik
7.      Sebagai sarana pembentukan dan penumpukan modal
8.      Sebagai bagian dari proses penuaan (aging) misalnya tembakau
Peranan penyimpanan bagi pengusaha/pedagang dan bagi industry pengolahan :
1.      Agar persediaan komoditas atau bahan baku tetap terjamin
2.      Kelancaran bisnis
3.      Jaminan untuk memperoleh kredit atau modal usaha
4.      Memperkuat posisi tawar menawar
5.      Memperoleh keuntungan yang lebih baik karena dapat mengatur produksi dan pemasaran
6.      Persediaan jika terjadi keadaan darurat atau gejolak ekonomi dan sosial tidak menentu
7.      Sebagai sarana pembentukan dan pengembangan modal
Peranan penyimpanan bagi suatu negara :
1.      Sebagai stok nasional
2.      Persediaan keadaan darurat
3.      Menjamin stabilitas harga dan ekonomi
4.      Menjaga stabilitas sosial, politik dan keamanan
5.      Sebagai sarana meningkatkan sumber penghasilan dan devisa Negara
6.      Meningkatkan kepercayaan luar negeri

Kondisi penyimpanan dapat dilakukan dengan cara :
1.      Penyimpanan alami
Penyimpanan alami adalah penyimpanan pada kondisi apa adanya. Kondisi udara (suhu, kelembapan, susunan gas, aliran) sekeliling komoditas bergantung pada kondisi udara sekeliling secara umum dan kondisi wadah serta bangunan penyimpanan. Ma eluasa udara a bangunan penyimpanan. mekin ) sekeliling komoditas bergantung pada kondisi udara sekeliling secara umum dan kondkin leluasa udara ke luar masuk ruangan penyimpanan, makin besar pengaruh perubahan kondisi udara luar terhadap komoditas yang disimpan. Komoditas pertanian yang sering dilakukan metode penyimpanan alami adalah berupa biji-bijian.

2.      Penyimpanan modifikasi dan terkendali
a.    Penyimpanan dingin
Penyimpanan dingin adalah penyimpanan pada suhu rendah baik penyimpanan beku (freezing) ataupun diatas titik beku. Jika suhunya sedikit diatas titik beku yaitu sekitar 1-5OC dikenal dengan penyimpanan atis (chilled) dan jika suhunya sejuk (cold) yaitu sekitar 10OC maka dapat disebut penyimpanan sejuk. Sementara itu cold storage di Indonesia lebih banyak diasosiasikan dengan tempat atau perusahaan penyimpanan beku, terutama untuk es krim dan hasil hewani terutama daging dan ikan beku.
b.    Penyimpanan atmosfir modifikasi
Penyimpanan atmosfir modifikasi adalah penyimpanan dengan modifikasi atau mengontrol udara atau gas sekitar komoditas. Modifikasi gas dilakukan umumnya diarahkan untuk mengurangi kadar oksigen karena :
·         Laju metabolism akan terhambat pada kadar O2 rendah
·         Serangga bahkan cendawan tidak dapat berkembang biak pada kadar O2 rendah
·         Proses ketengikan dan penyimpangan bau serta warna akibat proses oksidasi. Proses ini dapat dihambat dengan kadar O2 rendah
Prinsip kerja metode ini adalah memasukkan CO2 dan atau N2 sehingga O2 terdesak. Gas CO2 dalam bentuk cair, gas ataupun padat dapat digunakan untuk maksud tersebut. Cara lain yaitu dengan pembakaran agar O2 menurun dan CO2 meningkat. Komoditas pertanian yang sering dilakukan metode ini adalah beras dan biji-bijian.


c.    Penyimpanan atmosfir terkendali
Penyimpanan atmosfir terkendali dikenal dengan juga sebagai penyimpanan CA (controlled atmosphere) adalah cara penyimpanan dengan pengaturan atau pengendalian suhu, kelembapan dan gas sekeliling komoditas yang disimpan. Penyimpanan atmosfir terkendali banyak digunakan untuk penyimpanan buah-buahan tropis dan bunga.
d.    Penyimpanan kelembaban rendah
Beberapa jenis barang termasuk komoditas pertanian dan makanan sering memerlukan kondisi kering atau kelembapan rendah didalam ruang penyimpanan. Untuk itu, banyak digunakan bahan yang bersifat higroskopis. Bahan yang sering digunakan adalah gamping (CaO) dan silica gel.

3.      Penyimpanan vakum
Dalam keadaan vakum kadar oksigen akan sangat rendah sehingga berbagai hama tidak dapat berkembang. Kondisi tersebut juga menghambat reaksi kimia (oksidasi) sehingga mengurangi laju kerusakan akibat reaksi kimiawi seperti bau apek, tengik.

4.      Penyimpanan hermetik
Pada penyimpanan hermetic kondisi udara yang berhubungan dengan komoditas sebenarnya tidak diubah, tetapi wadah atau tempat yang digunakan kedap udara sehingga tidak memungkinkan udara luar masuk.
Metode penyimpanan dapat dilakukan dengan cara :
1.      Curah
Keuntungan :
o   Pemanfaatan ruang lebih efisien karena tidak ada ruang tumpukan
o   Waktu lebih efisien karena komoditas dapat dimasukkan dan dikeluarkan lebih cepat
o   Dapat menangani komoditas dalam jumlah besar
o   Dapat menghemat biaya operasi
o   Kehilangan komoditas karena tercecer dan rusak dapat lebih kecil pada waktu penanganan karena dikerjakan secara mekanis
o   Pengawasan dan pengendalian hama lebih mudah
Kelemahan :
o   Biaya investasi lebih besar
o   Memerlukan desain bangunan yang relative tidak sederhana
o   Memerlukan tenaga kerja terlatih menangani peralatan
o   Pemeliharaan dan peralatan relative lebih sulit
o   Tidak semua komoditas pertanian dapat disimpan secara curah
o   Jika didistribusikan dalam bentuk berkarung maka ada pekerjaan ekstra untuk mewadahkan
2.      Berkarung
Kelebihan :
o   Bangunan dapat dibuat secara sederhana dan  murah
o   Tidak memerlukan banyak peralatan
o   Perawatan lebih mudah dan murah
o   Gudang dapat digunakan untuk berbagai macam komoditas
o   Memerlukan banyak tenaga kerja hal ini memberi lapangan kerja
o   Tidak memerlukan wadah lagi jika komoditas akan didistribusikan
Kelemahan :
Waktu dan biaya pemasukan dan pembongkaran, upah tenaga kerja, pemanfaatan ruang yang
rendah dan sering kesulitan dalam pengendalian hama.
Factor yang berperan dalam penyimpanan adalah :
1.     Factor teknis yang terdiri dari :
a)      Bahan/komoditas
Yang berperan adalah jenis, sifat alami, kadar air, komposisi kimia, densitas
b)      Lingkungan
Yang berperan adalah lingkungan fisis (suhu, kelembapan, tekanan udara)
c)      Perlakuan
Yang berperan adalah pra perlakuan dan perlakuan selama penyimpanan
d)     Wadah/tempat
Yang berperan adalah wadah, gudang dan lokasi
e)      Manusia
Yang berperan sebagai perencana dan pelaksana
2.     Faktor ekonomis yang terdiri dari :
a)      Pola usaha tani
Yang berperan adalah ukuran usaha, pemilikan, intensifikasi
b)      Tata niaga
Yang berperan adalah system tata niaga, permintaan, penawaran
c)      Pendanaan
Yang berperan adalah kemudahan mendapatkan modal
d)     Kebijakan
Yang berperan adalah kebijakan ekonomi dan modal
e)      Keamanan
Yang berperan adalah ketenangan dan kegairan usaha

Kerusakan yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung dari kondisi lingkungan penyimpanan :
1.     Perubahan bentuk dan konsistensi
Perubahan bentuk dan konsistensi terjadi karena proses mekanis akibat perubahan kondisi lingkungan fisis. Hal ini terjadi jika suatu komoditas segar berada dalam suatu lingkungan yang kering atau tekanan uapnya rendah sehingga banyak air yang akan keluar dari komoditas yang akan disimpan . Oleh karena kehilangan air maka komoditas akan layu, keriput atau mengalami perubahan bentuk lainnya


2.     Perubahan warna
Perubahan warna seperti memucat menguning atau perubahan warna lainnya dapat terjadi akibat kondisi udara sekeliling. Proses perubahan warna akan makin dipacu dengan makin tinggi suhu komoditas. Suhu komoditas akan tinggi jika suhu lingkungannya juga tinggi.  
3.     Perubahan komposisi kimiawi komoditas
Perubahan cita rasa (flavour) pada beberapa komoditas pangan segar (terutama buah-buahan) sangat penting diperhatikan. Karena proses ini banyak dipengaruhi oleh factor suhu maka pengaturan suhu sangat berperan pada penyimpanan tersebut.
4.     Perkembangbiakan organism perusak
Suhu,  kelembapan  dan susunan gas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangbiakan organisme yang terkait penyimpanan. Sehingga pemahaman kondisi lingkungan fisis dengan pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme dapat diketahui  dan menduga kemungkinan yang akan terjadi.

MODUL II
ORGANISME DIDALAM GUDANG

MIKROORGANISME
1.     Organisme nirperusak (non perusak)
Organisme nirperusak (non perusak) adalah organism mikro atau makro yang secara langsung tidak menyerang atau merusak komoditas yang disimpan. Golongan ini terdiri dari :
a)      Penyelonong (intruder)
Penyelonong adalah organisme (umumnya mikroorganisme) yang ada di komoditas atau berada dalam ruang penyimpanan dengan alasan yang tidak jelas. Mungkin tertarik dengan cahaya atau kegelapan gudang, tersesat atau ingin berteduh. Contoh jangkerik, cicak, walang sangit. Organisme ini tidak merusak komoditas tetapi dapat mengotorinya sehingga dapat dianggap pengganggu walaupun bukan perusak.
b)      Predator dan parasit
Predator adalah binatang yang memangsa binatang lain dan dia tidak menumpang hidup bersama mangsanya. Parasit adalah binatang atau tumbuhan yang hidup numpang pada inang dan mengerogoti inangnya. Predator dan parasit biasanya memangsa hama. Predator ukurannya lebih besar sedangkan parasit berukuran kecil.
c)      Scavenger
Scavenger adalah binatang yang menyikat atau memakan bangkai, sisa-sisa makanan ataupun kotoran kegiatan binatang lain sehingga dapat juga dikatakan pelahap kototan atau sisa makanan. Contohnya cerurut dan semut.
d)     Pemakan cendawan (fungusfeeder) dan mikroflora
Binatang pemakan cendawan seperti Ahasverus advena dan beberapa jenis tungau hidup dari memakan spora maupun miselium cendawan yang tumbuh pada komoditas ataupun yang tumbuh di dinding, lantai atau wadah penyimpanan.
Mikroflora atau tumbuhan berukuran mikro seperti cendawan, khamir, dan bakteri bukan hanya penting peranannya sebagai factor perusak atau sebagai makanan untuk binatang pemakan cendawan, tetapi diduga berperan dalam pencernaan serangga. Mikroflora membantu mencerna makanan didalam perut serangga sehingga mudah diserap tubuh. Tanpa adanya mikroflora pencerna serangga dapat mati lemas karena kekenyangan.
2.     Hama gudang
Hama atau pest adalah organisme yang mengganggu dan merugikan manusia. Suatu jenis organisme baru disebut hama jika dapat menimbulkan kerugian diatas ambang ekonomi yaitu kerusakan atau gangguan yang menimbulkan kerugian ekonomi yang berarti.
Kerusakan yang terjadi akibat hama gudang adalah :
·         Kerusakan fisis-mekanis seperti lika, koyak, dan berlubang menyebabkan cacat sehingga mutunya turun dan harganya rendah bahkan ditolak
·         Tercemar karena kotoran hasil kegiatan biologisnya seperti kotoran, kulit terkelupas dan yang
tidak terlihat seperti urine dan racun
·         Tercemar adanya bulu, bangkai, bagian atau bahkan organisme bersangkutan
·         Secara tidak langsung kegiatan biologis organisme tersebut menaikkan suhu dan kelembaban ruangan yang merangsan kerusakan lebih lanjut serta mempercepat proses kerusakan fisiologis dan kimia lainnya
Organisme makro yang termasuk hama gudang adalah tikus, serangga, tungau, rayap dan burung. Mikroorganisme yang tergolong hama gudang adalah cendawan, khamir, dan bakteri perusak.
Pertumbuhan bakteri melalui fase-fase Adaptasi, Pertumbuhan awal, Pertumbuhan cepat, Pertumbuhan melambat, Statis, dan Menurun.
Jasad renik yang penting pada penyimpanan adalah cendawan, khamir dan bakteri. Cendawan umumnya menyerang komoditas relative agak kering, khamir menyerang komoditas agak basah sampai basah sedangkan bakteri menyerang komoditas segar yang berkadar air tinggi.
Berdasarkan kondisi suhu ada 3 golongan jasad renik yaitu ;
·         Psikrofil (-5 sampai 20OC)
·         Mesofil (10-45OC)
·         Termofil (25-80OC)
Jenis jasad renik gudang yang menyerang pada komoditas segar atau baru masuk dari lapangan adalah fusarium sp, Alternaria sp, Cladosporium sp, Helminthosporium. Khamir dan penicillium spp sering menyerang bijian yang masih berada di lapangan dan kondisi basah atau lembab. Sedangkan cendawan gudang sering menyerang komoditas kering seperti biji-bijian. Umumnya dari genus Aspergillus dan penicillium.
Cara praktis mencegah atau mengurangi serangan jasad renik :
a)      Membuat komoditas cukup kering sehingga Aw nya lebih rendah daripada Aw yang diperlukan bagi pertumbuhan jasad renik
b)      Membuat komoditas tidak dapat ditumbuhi jasad renik karena mengandung bahan kimia anti jasad renik
c)      Membuat kondisi udara sekeliling yang dapat menghambat pertumbuhan jasad renik
d)     Sterilisasi pada komoditas lalu diikuti dengan kepasan hermetic (kedap udara)
Mikotoksin adalah racun yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang dapat merusak orang tubuh manusia atau binatang.
Beberapa cendawan penghasil racun (mikotoksin ) dan jenis racunnya
No
Jenis Cendawan
Racun yang dihasilkan
Keterangan
1
A.  ochraceus
Okhratoksin
Merusak hati
2
P. patulum
patulin
Merusak syaraf
3
A.  candidus
citrinin
Merusak ginjal
4
P. islandicum
islanditoksin
Merusak hati
5
F. graminearum
zearalenone
Merusak organ reproduksi

TIKUS
Tikus merupakan hewan yang cepat berkembangbiak dan merupakan hama utama yang
menyebabkan kehilangan sangat besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas bahan pangan.
Tikus dapat membawa pathogen berbahaya seperti Salmonella typhii kuman penyebab penyakit tipus. Kuman berkembang karena adanya kotoran, komoditas busuk akibat serangannya, sampah dari sarangnya serta bekas makanan yang secara keseluruhan mengotori komoditas yang disimpan.
Kerusakan/kehilangan yang ditimbulkan tikus yaitu :
·         Kehilangan kuantitas
·         Kerusakan wadah dan bangunan
·         Pengotoran komoditas
·         Pembawa dan penyebar kuman penyakit
Berdasarkan bentuk tengkorak, ordo rodentia terbagi :
o   Hystricomorpha : bermoncong tumpul, senang tinggal di dalam tanah
o   Scioromorpha : tinggal diatas pohon/didalam tanah, bentuk kepala bundar
o   Myomorpha : mempunyai moncong relative panjang dan lancip (golongan tikus)

SERANGGA GUDANG
Serangga adalah binatang berkaki enam sehingga disebut heksapoda dan tubuh terdiri dari 3 bagian : kepala, dada dan perut, memiliki sungut atau antenna sebagai alat penghidu.
Serangga memili 2 ordo yaitu golongan kumbang (Coleoptera) dan golongan ngengat atau pijer (Lepidoptera). Perbedaannya adalah pada sayapnya. Sayap kumbang keras. Kedua ordo ini memiliki metamorphosis (perubahan) sempurna yaitu telur, larva, kepompong, dewasa, telur dan seterusnya.
Hama primer dapat menyerang komoditas yang masih utuh  dalam arti masih berkulit (keras) misalnya rhizopertha, sitophilus.
Hama sekunder hanya menyerang komoditas yang lunak, telah terkupas atau telah terserang hama primer. Komoditas yang diserang misalnya beras, tepung, gaplek misalanya tribolium, sp.
Hama utama (major pest) tergolong paling merusak dan umum dijumpai pada suatu komoditas tertentu, misalnya sitophilus, sp. Dan tribolium sp. (serealia) calossobrochus spp (kacang-kacangan), lasioderma sp (tembakau)
Hama minor tidak terlalu penting karena jarang menyerang komoditas tersebut dan kalau menyerang biasanya hanya menimbulkan kerusakan yang relative kecil.
Hama pemakan dalam sebagian besar hidupnya berada didalam komoditas terutama fase larva dan kepompong misalnya sitophilus sp. Dan rhizopertha sp.
Hama pemakan luar mempunyai kebiasaan makan dipermukaan komoditas contoh tribolium, Corcyra, cryptoleste spp.
Komoditas
Jenis hama
Serealia dan karbohidrat tinggi
Sitophilus, rhizopertha, tribolium, stegobium, ephestia
Kacang-kacangan
Callosobruchus chinensis
Kopi sejenisnya
Araecerus fasciculatus
Kulit sejenisnya
Dermestes spp
Tembakau
Lasioderma spp
Kopra
Necrobia rufipes
Kacang tanah
Caryedon serratus

Tungau adalah binatang kecil berukuran kurang dari satu millimeter dan bukan serangga, umumnya makan cendawan, ada juga yang menyerang biji-bijian dan hidup pada suhu seperti serangga.


MODUL III
PENGENDALIAN HAMA GUDANG DAN TIKUS SECARA NIRKIMIAWI

PENGENDALIAN HAMA GUDANG
Pengendalian hama secara nirkimiawi adalah pengendalian hama yang dilakukan tanpa menggunakan bahan kimia.
Pengendalian adalah tindakan pencegahan, pengawasan, penjagaan dan pemberatasan. Pencegahan adalah usaha menghindari/mencegah kemungkinan serangan hama. Pengawasan berarti pemantauan dan evaluasi terus menerus. Penjagaan adalah tindakan mempertahankan/ menjaga agar nilai dan daya guna komoditas tidak berkurang.
Pemberantasan adalah pembasmian hama yang menyerang dan merupakan tindakan kuratif, sedangkan pencegahan, pengawasan dan penjagaan adalah tindakan yang bersifat preventif.
PENGENDALIAN TIKUS
Serangan tikus pada komoditas pertanian ditandai dengan :
·         Adanya bau urine
·         Kotoran tikus dilorong, bawah tumpukan, pinggir dinding
·         Tanda jalan/bekas lintas tikus dekat pintu, jendela
·         Bekas kaki tikus pada lantai yang berdebu
·         Karung atau komoditas yang rusak karena gigitan tikus
·         Sarang tikus diantara tumpukan atau ditempatkan tersembunyi
Cara pencegahan serangan hama dapat dilakukan dengan cara :
·         Menyimpan secara efisien
·         Menjaga kebersihan dan kebiasaan baik
·         Ruang hermetic
·         Penguatan komoditas
·         Pengaturan suhu dan kelembaban ruang penyimpanan
·         Pengkalisan dan penggunaan bahan penolak
·         Penggunaan wadah/tempat kalis hama
Pengendalian hama tikus dengan cara nirkimiawi dapat dilakukan dengan cara
1.      Pengkalisan tikus
Pengkalisan  tikus  adalah  tindakan  pencegahan  yang  ditekankan   untuk
mencegah masuknya hama tikus kedalam tempat penyimpanan.
Tikus dapat masuk ke gudang dengan cara :
o   Melalui celah antar daun pintu dan dinding atau lantai
o   Memanjat dinding dan masuk melalui lubang angin, lubang atau celah jendela
o   Melalui lubang atau saluran pembuangan air
o   Memanjat melalui talang air
o   Membuat lubang di dinding
o   Membuat lubang bawah tanah
o   Memanjat kabel listrik atau kabel telepon
o   Melalui ranting, dahan atau bangunan yang menjorok ke gudang
Cara pencegahan atau pengkalisan tikus umumnya dilakukan secara mekanis, misalnya
dengan menutup semua lubang atau jalan yang dapat digunakan tikus untuk masuk ke gudang.
2.      Pengusiran tikus
Pengusiran tikus dapat dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonic. Pada prakteknya penguunaan gelombang ultrasonic masih jarang digunakan karena memberikan dampak kegelisahan bagi manusia dan jika gelombangnya terlalu tinggi dapat memecahkan kaca. Dalam prakteknya manusia lebih senang menggunakan gelombang ultrasonic alami untuk mengusir tikus contohnya suara jangkrik.
3.      Perangkap tikus
Perangkap tikus adalah alat untuk menangkap tikus hidup maupun mati.secara umum dikenal dua macam perangkap tikus yaitu perangkap jepret yang terbuat dari besi pelat dan perangkap kurung yang umumnya terbuat dari kawat kasa.
4.      Lem tikus
Lem tikus mudah diperoleh dan banyak di jual di took-toko. Untuk memerangkap tikus dengan lem tikus diperlukan papan kayu atau lempeng logam berukuran 40X50 cm.
5.      Kebersihan lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan mungkin cara yang cukup sederhana, namun efektif untuk pencegahan serangan tikus mengingat tikus kurang senang pada lingkungan bersih.

PENGENDALIAN SERANGGA
Pengendalian serangga dengan cara nirkmiawi dapat ditempuh dengan berbagai cara :
1.      Cara penolakan atau pengusiran
Zak penolak serangga yang dilakukan dapat digunakan tanak dan minyak atsiri karena bau tanah dan minyak atsiri tidak disenangi oleh serangga. Cara pengusiran serangga dapat dilakukan dengan menggunakan sinar  contohnya sinar kuning dapat menyesatkan serangga sehingga dapat membutakan dan menyilaukan.
2.      Secara mekanis
a)      Perangkap lem untuk serangga
Lem dioleskan pada lembar kertas atau batang kecil (semacam lidi). Untuk lebih mengefektifkan perangkap lem ini sering dicampur dengan aroma penarik serangga, misalnya bau amis yang merupakan salah satu daya tarik lalat dapat dicampurkan pada lem untuk kertas perangkap lalat.  
b)      Perangkap lampu
Perangkap lampu yang digunakan menggunakan sinar UV yang dilengkapi kumparan beraliran listrik yang kuat. Lampu ini semula dimaksudkan untuk membunuh nyamuk di rumah tetapi kurang efektif karena nyamuk kurang tertarik pada cahaya sebaliknya lalat diwaktu senja atau cahaya redup akan tertarik cahaya dan menuju cahaya itu.
c)      Perangkap kipas
Serangga dalam gudang dapat diperangkap dengan menggunakan kipas penyedot atau
aspirator yang kuat. Serangga yang terbang dekat aspirator akan tersedot dan menyangkut dikantong kasa aspirator. Dengan cara itu serangga yang terperangkap lalu dapat dibunuh
d)     Gaya benturan
Enteloleter adalah nama sebuah mesin yang menggunakan prinsip gaya pusing. Alat ini
ditempatkan sebelum pembungkusan untuk meyakinkan bahwa komoditas yang dikemas telah bebas dari hama serangga.
Keuntungan pengendalian hama secara mekanis
1)    Peralatan dan perlengkapan yang diperlukan sederhana
2)   Pengoperasian peralatan mudah
3)   Bahan yang digunakan mudah diperoleh dan murah
4)   Pengendalian secara mekanis lebih murah dibandingkan dengan secara kimiawi
5)   Dampak pengendalian secara mekanis lebih sedikit dibandingkan secara kimiawi
Kerugian pengendalian hama secara mekanis
1)    Tidak dapat memberantas 100% hama dibandingkan secara kimiawi
2)   Untuk skala besar sangat sulit dilakukan karena memerlukan perlengkapan dan tenaga kerja serta biaya yang besar
3)   Pemberantasan membutuhkan waktu yang lama dan kurang praktis
4)   Tikus sering menghindar atau bubar jika mendengar atau melihat temannya terperangkap
5)   Beberapa peralatan membutuhkan listrik sehingga sulit daerah yang belum memiliki listrik
3.      Secara biologis
a)      Musuh hama dan keseimbangan alami
Hewan yang menjadi musuh suatu hama dijaga dan jika perlu dikembangkan untuk kemudian dilepas agar memerangi hama yang ada. Ada dua jenis organism sebagai musuh hama yaitu predator dan parasit. Predator adalah hewan yang memangsa langsung hama tersebut, sedang parasit adalah hewan atau organism lain yang ikut pada badan hama dan memakan hama tersebut. 
b)      Feromon
Serangga jantan dari golongan ngengat tertarik dan mencari sang betina oleh suatu bau yang dikeluarkan serangga betina pada masa perkawinan. Bau seks yang dikeluarkan oleh serangga betina disebut feromon. Feromon dimanfaatkan orang untuk usaha pengendalian hama gudang yang bersangkutan. Pemberian zat feromon dapat mengacaukan perkawinan dan memerangkap serangga jantan.
c)      Pemandulan
Melalui persilangan dapat dihasilkan serangga jantan yang steril. Serangga jantan yang steril serupa dengan serangga jantan normal. Kecuali dalam perkawinan tidak akan menghasilkan keturunan.
Keuntungan pengendalian hama secara biologi
1)    Dampak lingkungan tidak ada
2)   Relative murah dan tidak memerlukan peralatan khusus
3)   Kurang diperlukan tindakan lain karna organism yang dilepas atau bekerja dengan sendirinya untuk selanjutnya
Kerugian pengendalian hama secara biologi
1)    Dampaknya tidak segera terlihat
2)   Masih belum dapat memberantas hama pada skala besar
3)   Tidak dapat melayani permintaan yang mendadak apalagi dalam jumlah besar


MODUL IV
PENGENDALIAN HAMA GUDANG SECARA KIMIAWI

Pengendalian hama secara kimiawi merupakan pengendalian hama menggunakan bahan kimia berupa pestisida. Pestisida adalah semua bahan kimia yang digunakan untuk membunuh hama, penyakit dan gulma pertanian.
Syarat umum pestisida :
1)    Ampuh dan efektif untuk membunuh hama
2)   Aman bagi manusia dan hewan peliharaan
3)   Murah dan mudah didapat serta mudah digunakan
4)   Mempunyai daya tahan urai tertentu
5)   Tidak meninggalakan noda atau merusak tanaman atau barang lain yang terkena
Jenis-jenis pestisida :
1)    Insektisida     : untuk membunuh serangga (piretrin, diazinon)
2)   Fungisida        : untuk membunuh cendawan (maneb, thiram, zineb)
3)   Rodentisida    : untuk membunuh tikus (warfarin, klerat, fosfit)
4)   Akarisida        : untuk membunuh tungau (kelthane, trithion)
5)   Bakterisida    : untuk membunuh bakteri (tetrasiklin, baktisin)
6)   Nematosida   : untuk membunuh nematode (nemacur, furadan, nemagor)
7)   Herbisida       : untuk membuuh gulma (gramaxon, roundup)
8)   Algisida          : untuk membunuh ganggang (dimanin)
Berdasarkan bentuk formulasi pestisida dikenal dengan :
1)    Bentuk glintiran (granula) dengan kode G (furadan 3 G, basudin 10G)
2)   Bentuk debu dengan kode D (sevin 5D, menzate 25D)
3)   Bentuk bubuk dengan kode P dan W untuk dibasahkan, S untuk dilarutkan, D untuk didispersikan. Bentuk bubuk yang langsung dienceran diberi kode WP dan yang dilarutkan dengan pelarut (minyak mineral, air) diberi kode SP contoh sevin 50 WP dan dicarbam 85 SP
Berdasarkan cara kerjanya pestisida dikenal dengan :
1)    Racun kontak untuk disemprotkan (piretrin, malathion)
2)   Racun perut untuk diumpankan (klerat, warfarin)
3)   Racun nafas bentuk gas ataupun cairan mudah menjadi gas, umumnya fumigasi
4)   Racun sistemik masuk ketubuh tanaman/hewan yang terbawa keseluruh bagian. Contoh furadan, oxatine, roundup 
Berdasarkan asal diperoleh pestisida dikenal dengan :
1)    Pestisida alami yang diperoleh dari bahan alami misalnya tembakau, akar tuba dll.
2)   Pestisida buatan yang diperoleh dari senyawa hidrokarbon (minyak bumu, batu bara)
Pestisida yang diberikan untuk membunuh hama gudang dapat dilakukan dengan cara pencampuran, penaburan, penghembusan, penyemprotan, penggasan, penyalutan.

Tidak ada komentar: