Jumat, 11 April 2014

MENERAPKAN PROSEDUR KERJA GOOD MANUFACTURING PROCEDURE (GMP)

  A.  Sumber Bahaya Dalam Pangan dan Cara Menghindarinya.

Pangan dapat membahayakan kesehatan manusia karena tercemar oleh bahan– bahan berbahaya, yaitu:

1.      Bahaya Biologis
Bahaya  Biologis adalah bahaya yang berupa cemaran mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit. Cemaran mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah,  air dan tempat – tempat lainnya yang kotor. Umumnya cemaran mikroba di bawa oleh kecoa, serangga lainnya, binatang pengerat seperti tikus, dan binatang pembawa penyakit lainnya.
Mikroba adalah makhluk hidup yang sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Mikroba dibagi dalam empat kelompok besar, yaitu : bakteri, kapang, khamir dan virus. Secara umum mikroba dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu mikroba yang menguntungkan seperti kapang tempe, kapang oncom, kamir tape singkong atau ketan dan bakteri  Lactobacollus pada acar. Kedua, mikroba yang  merugikan seperti mikroba pembusuk dan mikroba penyebab penyakit/patogen seperti bakteri TBC, tifus, kolera, dan bakteri atau kapang penghasil racun: merupakan bahaya biologis yang harus dihindari atau dihilangkan dalam makanan.

2.     Bahaya Kimia
Bahaya Kimia adalah bahaya yang berupa cemaran bahan – bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit. Contoh bahaya kimia : sayuran atau buah – buahan tercemar pestisida dengan takaran berlebihan, sayuran tercemar logam berbahaya karena disiram dengan air sungai yang sudah tercemar limbah industri kimia, beberapa jenis singkong racun dan ikan laut mengandung racun alami, kacang tanah ditumbuhi kapang Aspergillus flavus yang menghasilkan aflatoksin, tempe bongkrek dapat tercemar karena racun bongkrek sebagai akibat proses pembuatannya yang salah.

3.     Bahaya Fisik
Bahaya Fisik adalah bahaya karena adanya cemaran – cemaran fisik seperti benda – benda asing yang dapat membahayakan manusia jika termakan.
Bahan pangan dibagi berdasarkan kecepatan kerusakan, sebagai berikut :
1.     Bahan pangan sangat mudah rusak, misalnya : bahan pangan yang berasal dari hewan seperti daging, susu telur dan ikan.
2.    Bahan pangan yang mudah rusak, misalnya sayuran dan buah – buahan
3.    Bahan pangan yang tidak mudah rusak, misalnya kacang – kacangan yang kering
Bahan pangan dibagi berdasarkan resiko bahaya, sebagai berikut :
1.     Bahan pangan yang berisiko bahaya biologis
Daging dan hasil olahannya, susu dan hasil olahannya, telur dan hasil olahannya, ikan dan hasil olahannya, sayur dan hasil olahannya, buah–buahan yang rasanya tidak asa, santan.
2.    Bahan pangan atau makanan berisiko bahaya kimia
Bahan yang secara alami mengandung racun (singkong racun, tempe bongkrek, dsb), bahan pangan yang tercemar pestisida, pupuk kimia, antibiotik, logam berbahaya dan cemaran kimia lainnya. Bahan tambahan yang terlarang atau bahan tambahan yang melebihi takaran maksimum yang diijinkan penggunaannya, bahan pangan atau pangan yang tercemar racun kapang, misalnya biji–bijian atau kacang–kacangan yang disimpan pada kondisi penyimpanan salah (hangat dan lembab)
3.    Bahan pangan yang berisiko bahaya fisik
Bahan pangan atau pangan yang kotor karena tercemar benda – benda asing seperti pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan sebagainya.

Cara menghindari bahaya dalam pangan :
1.     Bahaya Biologis
=  Jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran mikroba
=  Pilih bahan pangan yang bermutu baik
2.    Bahan Kimia
=  Jauhkan atau lindungi bahan pangan dari cemaran kimia seperti tempat penyimpanan pupuk, insektisida, oli, dsb.
=  Pilih bahan tambahan pangan yang diizinkan penggunaanya untuk pangan.
3.    Bahan Fisik
=  Gunakan bahan pangan yang bersih dari benda asing seperti kerikil, potongan logam dan cemaran fisik lainnya.

b. Cara Memilih Bahan Mentah dan Bahan Tambahan Pangan 
Tanda – tanda kerusakan daging dan produk olahannya : Bau tengik, bau busuk, berlendir, warna berubah, rasa menjadi asam dan bulukan pada dendeng kering. Kornet dalam kaleng menggelembung
Tanda – tanda kerusakan ikan dan produk olahannya : Bau tengik, bau busuk seperti bau gas, amonia dan belerang, berlendir dan warna berubah, kulit dan daging ikan menjadi kusam dan pucat. Daging ikan menjadi tidak kenyal, dan bulukan pada ikan kering.
Tanda–tanda kerusakan sayuran dan buah–buahan serta produk olahannya :Memar, layu, timbulnya bintik–bintik berwarna, timbulnya bau alkohol dan rasa asam serta gas, menjadi lunak dan berair.
Tanda-tanda kerusakan telur dan produk olahannya : Telur utuh menurun beratnya, kantung telur membesar, timbulnya bintik–bintik hijau, hitam atau merah, tumbuhnya kapang, keluarnya bau busuk.
Tanda–tanda kerusakan biji–bijian dan kacang–kacangan serta umbi–umbian Bulukan karena pertumbuhan kapang, timbulnya bintik–bintik berwarna

Memilih, mencuci dan menyimpan bahan pangan
=  Memilih :
Pilih bahan pangan mentah yang bermutu baik yang bebas dari tanda – tanda kerusakan
=  Mencuci :
Pisahkan bahan pangan yang masih kotor, buang bagian – bagian yang sudah rusak, cuci bagian yang masih kotor dengan air bersih mengalir, kemudian tiriskan sebelum digunakan.
=  Menyimpan :
Simpan sayuran dalam kantong berlubang – lubang.
Simpan bahan pangan yang mudah rusak di dalam lemari pembeku .
Simpan telur dan sayuran yang masih segar dalam lemari pendingin. Susu segar hendaknya dipanaskan dahulu (pasteurisasi) pada suhu 60ْ C selama 30 menit sebelum disimpan di dalam lemari pendingin.
Simpan bahan pangan yang kering seperti beras, jagung, kacang – kacangan, gula, garam, biskuit, dan ikan asin di tempat yang kering dan bersih.

c.  Higien Karyawan
1. Mengapa Higien Karyawan Penting ?
Higien karyawan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan industri pangan agar produk pangannya bermutu dan aman dikonsumsi.
Karyawan yang memakai perhiasan pada saat bekerja mungkin saja dengan tidak sengaja perhiasannya jatuh ke dalam pangan. Karyawan yang sedang mengidap penyakit menular (tifus, disentri, penyakit kuning, tenggorokan, batuk dan flu, penyakit kulit dsb.) yang bekerja langsung dengan pangan dapat menularkan penyakitnya melalui pangan.
Karyawan yang baru sembuh dari penyakit menular mungkin saja masih dapat menularkan penyakitnya melalui pangan. Mikroba pembusuk atau penyebab penyakit yang mencemari pangan dapat berasal dari tubuh karyawan terutama tangan, kuku, rambut, mulut , hidung dan bagian lainnya.

1.       Cara Higien Karyawan yang Baik
Cara higien karyawan yang baik adalah upaya yang dilakukan untuk mencegah tercemarnya makanan oleh cemaran fisik, kimia, maupun biologis dari tubuh karyawan. Upaya yang dapat dilakukan adalah memupuk kebiasaan karyawan yang baik dan melatih karyawan untuk meninggalkan kebiasaan karyawan yang buruk
Kebiasaan karyawan yang baik diantaranya antara lain :
=  Selalu membersihkan diri (mencukur rambut, kumis atau jenggot, mandi, gosok gigi) sebelum bekerja)
=  Selalu bekerja dengan penuh perhatian (tidak bicara dan tidak mengunyah makanan atau merokok sambil bekerja)
=  Selalu menjaga lingkungan kerjanya supaya tetap bersih
=  Selalu memakai pakaian kerja termasuk penutup kepala,  penutup hidung dan mulut serta sarung tangan (jika perlu) dan memakai alas kaki yang bersih

Kebiasaan karyawan yang buruk diantaranya  antara lain :
Meludah di mana saja (ludah merupakan sumber mikroba yang dapat mencemari pangan
=  Berbicara sambil bekerja (disamping dapat mengganggu pekerjaan, berbicara juga dapat mencemari pangan)
=  Bersin atau batuk di depan pangan mikroba dari bersin atau batuk dapat mencemari pangan.
=  Mengunyah makanan atau merokok sambil bekerja
=  Memakai perhiasan saat sedang bekerja

2.             Cara Yang Baik untuk Mencegah Pencemaran Mikroba dari Karyawan
=   Peliharalah rambut dan kumis atau jenggot agar tetap pendek dan bersih
=   Rawatlah kuku jari tangan agar selalu pendek dan bersih
=   Lepas semua perhiasan dari tubuh sebelum memulai pekerjaan
=   Cucilah tangan sebersih–bersihnya dengan air dan sabun sebelum memulai pekerjaan, sesudah memegang benda – benda yang kotor, atau sesudah kembali dari toilet atau WC.
=   Pakailah baju kerja dan penutup kepala yang bersih
=   Gunakan sarung tangan atau cukup kantong plastik yang bersih saat memegang pangan terutama pangan yang sudah diolah
=   Jangan bekerja menangani pangan jika sedang sakit atau baru sembuh dari suatu penyakit
=   Bekerjalah serius, tidak berbicara, tidak mengunyah makanan, dan tidak merokok pada saat sedang bekerja
=   Jauhi pangan jika mau bersin atau batuk

3.             Higien dan Sanitasi Sarana Pengolahan Pangan
        Kebersihan sarana pengolahan dan lingkungannya mempengaruhi mutu dan keamanan produk pangan 
= Sarana pengolahan dan lingkungannya yang kotor dapat menjadi sumber bahaya yang mencemari pangan, baik bahaya fisik, kimia dan biologis
= Untuk menghindari berbagai bahaya, baik bahaya fisik, kimia, biologis maka sarana pengolahan pangan dan lingkungannya harus selalu bersih.
= Untuk menghindari adanya sarang hama (serangga seperti kecoa dan lalat, tikus dan binatang penyebar penyakit lainnya), bersihkan lingkungan dari tanaman liar seperti alang–alang dan sampah–sampah yang berserakan.
= Keringkan genangan–genangan air dengan membuat saluran yang benar. Genangan air juga dapat mengundang hama yang membawa mikroba
= Jangan biarkan ternak dan hewan–hewan peliharaan seperti kambing, ayam, anjing, dan kucing berkeliaran secara bebas dilingkungan sarana pengolahan oleh hewan–hewan ini dapat membawa mikroba yang mencemari pangan.
= Buang sampah setiap saat di tempat sampah agak jauh dari sarana pengolahan
= Tutup tempat sampah dengan rapat agar tidak dihinggapi lalat dan tidak menebarkan bau busuk
= Jaga kebersihan saran pengolahan dan lingkungannya setiap saat
= Tutup lubang–lubang yang memungkinkan hama masuk, gunakan saringan kawat untuk mencegah hama masuk melewati saluran pembuangan
= Pasang kawat kassa pada lubang–lubang ventilasi, dan bersihkan secara berkala
= Tangkap hama khususnya tikus dengan perangkap hama

4.             Ruang Pengolahan
       Kondisi ruang pengolahan sangat menentukan mutu dan keamanan produk pangan yang dihasilkan suatu industri pangan. Kondisi ruang pengolahan yang nyaman akan menyebabkan karyawan dapat bekerja dengan tenang. 
=   Upayakan agar tata ruang pengolahan diatur sedemikian rupa sehingga setiap karyawan yang sedang bekerja dapat leluasa bergerak. Dengan demikian, kegiatan pengolahan akan berjalan dengan lancar
=   Tempatkan lampu penerangan secukupnya sehingga karyawan dapat mengerjakan tugas dengan baik, teliti, serta nyaman
=   Buat ventilasi secukupnya agar udara panas dan lembab di dalam ruang pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar
=   Pelihara ruang pengolahan agar selalu dalam keadaan bersih
=   Sediakan tempat mencuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan lap yang bersih serta kering.

5.             Peralatan Pengolahan
 Peralatan pengolahan pangan khususnya yang langsung kontak dengan pangan dapat mencemari pangan jika kotor. Oleh karena itu peralatan pengolahan pangan harus dijaga agar selalau tetap bersih .
=   Gunakan peralatan uang mudah dibersihkan. Peralatan yang terbuat dari baja tahan karat umumnya mudah dibersihkan. Ingat! karat dari peralatan logam dapat menjadi bahaya kimia dan lapisan logam yang terkelupas dapat menjadikan bahaya fisik jika masuk ke dalam makanan
=   Bersihkan segera, peralatan yang telah digunakan. Mesin–mesin seperti pengaduk dan penggiling hendaknya dapat dibongkar agar bagian–bagiannya mudah dibersihkan
=   Bersihkan peralatan dengan sabun atau deterjen

6.             Fasilitas Higien dan Sanitasi
Untuk dapat tetap mempertahankan kebersihan sarana pengolahan, industri pangan harus mempunyai fasilitas higiene dan sanitasi. Selain itu, industri pangan harus juga mempunyai kegiatan rutin higiene dan sanitasi.
Fasilitas higiene dan sanitasi yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
=  Suplai air bersih yang cukup, baik untuk kebutuhan pengolahan maupun untuk kebutuhan pencucian dan pembersihan. Suplai air bersih dapat berasal  dari air PAM atau sumur dan sumur bor. Air untuk pengolahan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum. Air yang berasal dari sumur seharusnya diberi perlakuan penjernihan dan pensucihamaan terlebih dahulu
=  Fasailitas pencucian atau pembersihan seperti sapu lidi, sapu ijuk, sikat, selang air, kain lap, dan sejenisnya harus ada dan digunakan secara rutin untuk membersihkan sarana pengolahan
=  Industri pangan harus mempunyai juga fasilitas higiene karyawan seperti tempat mencuci tangan dan jamban. Hendaknya pintu jamban tidak berhadapan langsung dengan ruang pengolahan.

d.  Kontaminasi Silang dan Cara Menghindarinya
1.     Apa Yang Dimaksud Dengan Kontaminasi Silang ?
Jika tidak dilindungi dengan baik, produk pangan yang sudah diolah mungkin saja tercemar kembali oleh cemaran–cemaran fisik, kimia  dan biologis. Pencemaran kembali produk pangan ini disebut pencemaran silang atau kontaminasi silang.
Kontaminasi silang sangat merugikan dihitung dari segi waktu dan biaya, karena upaya yang telah diberikan untuk membuat produk pangan menjadi mubazir sebab produk pangan yanng terkontaminasi silang telah terlanjur dijual dan menimbulkan keracunan pada konsumen. Jika ini terjadi, industri pangan yang membuat pangan tersebut dapat dituntut ke pengadilan.

2.    Bagaimana Kontaminasi silang Terjadi ?
Kontaminasi silang terjadi karena produk pangan yang sudah diolah tercemar kembali oleh cemaran dari bahan mentah yang masih kotor (produk pangan yang telah diolah diletakkan di dekat bahan mentah yang masih kotor) maupun dari mesin dan peralatan yang masih kotor seperti meja kerja, alat – alat pengolahan, kemasan dan lingkungannya yang masih kotor.
Produk pangan tercemar kembali oleh cemaran dari karyawan yang sedang bekerja. Ini terjadi kalau produk pangan yang sudah diolah diletakkan di tempat sembarangan sehingga karyawan yang tidak bertanggung jawab terhadap produk pangan (misalnya karyawan bengkel) dapat mencemari produk pangan yang bersangkutan.

3.    Bagaimana Menghindari Kontaminasi Silang ?
·         Jauhkan produk pangan yang sudah diolah dari bahan mentah atau bahan – bahan lainnya yang dianggap dapat mencemari
·         Jauhkan produk pangan yang sudah diolah dari mesin dan peralatan yang kotor
·         Hindari pencemaran oleh karyawan yang tidak bertugas di ruang pengolahan
·         Simpan produk pangan yang sudah diolah di tempat khusus yang bersih
·         Simpan wadah atau kemasan yang sudah dicuci di tempat khusus yang bersih
·         Letakkan botol bersih dengan posisi mulut botol ke bawah
Melindungi produk pangan yang sudah diolah dari cemaran melalui lingkungan yang kotor khsusunya udara
·         Gunakan meja yang bersih untuk menyimpan produk pangan yang sudah diolah
·         Jangan gunakan peralatan yang kotor berulang – ulang. Bersihkan dulu peralatan yang kotor sebelum digunakan
·         Jangan memegang makanan dengan tangan telanjang, gunakan penjepit atau sendok. Jika harus dipegang, gunakan kantong plastik bersih sebagai sarung tangan

e.  Pengendalian Proses Dalam Pengolahan Pangan
1.    Mengapa Proses Pengolahan Pangan perlu Dikendalikan?
Untuk mengolah bahan pangan mentah menjadi suatu produk pangan diperlukan cara–cara pengolahan yang harus dilalui tahap demi tahap secara berurutan. Setiap tahap pengolahan ini dilakukan dengan tujuan tertentu yang berkaitan dengan mutu dan keamanan produk pangan yang dihasilkan. Oleh karena itu, maka setiap tahap pengolahan ini harus dikendalikan supaya benar.
=  Proses pengolahan pangan perlu dikendalikan untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi
=  Pada prinsipnya pengendalian proses pengolahan adalah untuk menghindari atau menghilangkan sumber bahaya
=  Proses pengendalian hendaknya dilakukan sejak bahan mentah masuk sampai produk pangan  dihasilkan.

2.    Bagaimana Pengendalian Proses Pengolahan Pangan Dilakukan ?
=  Tentukan jenis, jumlah, dan persyaratan dari bahan mentah, bahan penolong, sumber air bersih, dan bahan tambahan pangan (BTP) yang digunakan untuk suatu proses pengolahan tertentu.

=  Periksa bahan mentah, bahan penolong, BTP dengan teliti sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan sebelum pengolahan pangan dimulai. Singkirkan bahan – bahan yang tidak memenuhi syarat
=  Tentukan komposisi bahan yang digunakan atau komposisi formulasi untuk satu jenis produk pangan tertentu.
=  Catat komposisi ini dan gunakan komposisi yang telah ditentukan secara baku ini setiap saat.
=  Tentukan jenis, ukuran dan persyaratan kemasan yang digunakan. Catat dan gunakan informasi ini untuk pemantauan.
=  Tentukan proses pengolahan pangan yang baku, kemudian buat bagan alirnya secara jelas
=  Tentukan kondisi baku dari setiap tahap pengolahan, misalnya berapa menit lama pengadukan, berapa suhu pemanasan dan berapa lama bahan dipanaskan, berapa kecepatan putaran pengadukkan, dan sebagainya.
=  Tentukan karakteristik produk pangan yang dihasilkan

f.   Pengendalian Tahap–Tahap Pengolahan Kritis
Di dalam pengolahan pangan ada tahap–tahap yang dianggap sangat penting yang menentukan keamanan produk pangan yang dihasilkan. Tahap–tahap ini disebut tahap pengolahana kritis. Tahap ini disebut tahap kritis karena jika tidak dilakukan dengan benar produk pangan tidak dapat terjamin keamanannya. Jadi yang termasuk tahap kritis adalah tahap pengolahan yang dapat menurunkan dan menjamin bahaya sampai batas aman.

1.     Tahap – Tahap Yang Dianggap Kritis
1.1. Pemilihan Bahan Mentah
=  Memilih bahan mentah yang tidak mengandung bahaya bagi kesehatan manusia baik bahaya fisik, kimia maupun biologis.
=  Memilih BTP yang diizinkan penggunaanya untuk pangan
1.2. Formulasi Khusus
=  Menggunakan BTP dengan takaran tidak melebihi takaran maksimum yang diperbolehkan
=  Mengatur pH asam yang sesuai untuk menekan pertumbuhan bakteri, misalnya produk saus
=  Mengatur kadar gula tinggi, untuk menekan pertumbuhan mikroba, misalnya pada produk sirup
1.3. Proses Pengolahan
=  Pemanasan dengan suhu dan waktu yang tepat, misalnya pada proses pasteurisasi atau sterilisasi, untuk memusnahkan bakteri pembusuk atau patogen
=  Mempertahankan suhu penyimpanan dingin dengan tepat untuk menjaga agar tidak terjadi pertumbuhan mikroba
=  Mempertahankan suhu penyimpanan hangat (sekitar 65° C) untuk menjaga agar mikroba tidak tumbuh.

Tidak ada komentar: