TAKSASI HASIL PANEN
Taksasi hasil tanaman pertanian
biasa dilakukan oleh petani untuk memperkirakan jumlah produksi yang akan
diperoleh. Sesungguhnya kegiatan ini mempunyai kepentingan tertentu, khususnya
berkaitan dengan persiapan bila kegiatan panen tanaman diakukan. Berapa tenaga
kerja yang perlu dipersiapkan, dan berapa lama waktu panen dengan sejumlah
produksi yang telah diperkirakan sebelumnya.
Terdapat dua metode taksasi hasil
produksi tanaman yang biasa diakukan oleh petani/pengelola usaha pertanian,
yang secara prinsip adalah sama, yaitu dengan cara mengambil sampel dari
sebagian tanaman.
Metode
Berdasarkan Ubinan
Metode ubinan adalah cara
memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang bersifat atau
tergolong berumpun. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi pelaksanaan
panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti kelengkapan
peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas panen dan
kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Metode ini biasa dilakukan oleh
petani tanaman pangan (padi). Sesungguhnya yang perlu diperhatikan adalah
mengapa untuk mentaksasi hasil tanaman padi dilakukan dengan metode berdasarkan
ubinan. Kalau diperhatikan bahwa tanaman padi adalah tanaman rumpun dengan jarak
yang tidak mudah dipisahkan antara tanaman satu dengan lainnya. Oleh karenanya
untuk tanaman yang memiliki sifat rumpun seperti halnya tanaman padi dapat
dilakukan taksasi hasil berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman jagung, ubi jalar,
tomat sayur dsb. Sekalipun demikian juga dapat pula diterapkan terhadap tanaman
yang tidak berumpun. Permasalahannya adalah akan sangat sulit bila tanaman
tersebut memiliki jarak tanam yang cukup besar. Oleh karena itu billa tanaman
tidak berumpun namun jarak tanamnya relatif pendek/sempit bisa juga dilakukan
taksasi hasil produksi dengan metode berdasarkan ubinan. Misalkan tanaman cabe,
terong, tomat buah dll.
Adapun langkah cara melakukan
taksasi berdasarkan ubinan adalah sebagai berikut:
- Pastikan luas areal yang akan dipanen.
- Tentukan luas dan jumlah ubinan yang akan dipakai sebagai sample. Luas
ubin umumnya cukup ditetapkan ukuran 2 X 2 meter (4 m2).
- Jumlah ubinan bisa diambil lebih dari satu ubin
dengan tempat yang berbeda. Hal ini tergantung dari apakah tanaman tersebut homogen
ataukah heterogen. Bila homogen cukup ditentukan satu ubin saja. Bila
heterogen (tanaman tidak merata) bisa diambil lebih dari satu ubin dengan
tempat yang tersebar acak. Misalnya dibagian tepi 2 ubin, ditengah 1 ubin.
Jumlah ubin tersebut bias diperbanyak tergantung dari luasan areal tanaman.
-
Panen sejumlah sampel
yang berupa ubian tersebut dan timbang berat produksinya untuk setiap
sampel/ubin.
rumus perhitungan:
Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas areal tanaman
Lu = Luas ubin
Hu = Hasil ubinan
Contoh :
- Diketahui luas lahan tanaman padi 10 ha.
- Sehubungan dengan luasnya tanaman, maka ditetapkan
akan diambil sampel sejumlah lima ubin.
- Ukuran luas setiap ubin ditetapkan 5m X 5m = 25 m2
- Hasil ubinan adalah sbb:
Nomor Ubin
|
Hasil Produksi (Kg)
|
1
2
3
4
5
|
16
15
12
19
13
|
Rata-rata
|
15
|
-
Taksasi hasil adalah:
100000 m2
Th
= -------------- X 15 kg. = 60.000
kg = 60 ton
25 m2
-
Jadi kesimpulan bahwa
taksasi hasil produksi tanaman padi sebagaimana kasus diatas adalah 60 ton.
Metode
Berdasarkan Populasi
Metode taksasi berdasarkan
populasi adalah cara memperkirakan berapa hasil panen nanti untuk tanaman yang
bersifat atau tergolong pepohonan. Kegiatan ini dilakukan agar dalam menghadapi
pelaksanaan panen dan pasca panen tidak mengalami permasalahan, seperti
kelengkapan peralatan panen, rencana pengangkutan hasil panen, penanganan lepas
panen dan kemana serta berapa banyak hasil produksi akan dipasarkan.
Merencanakan Taksasi berdasarkan populasi biasa dilakukan
untuk tanaman yang memiliki jarak tanam lebar sehingga antar tanaman dapat
dipisahkan. Dengan terpisahnya antar setiap tanaman, maka dapat dengan mudah
dalam pengambilan sampel berdasarkan populasi. Tanaman yang biasa dilakukan
taksasi hasil adalah tanan tahunan seperti karet, kopi, buah-buahan dan
lain-lain. Namun tidak menutup kemungkinan untuk tanaman semusim dilakukan
taksasi berdasarkan populasi, seperti tanaman cabe, tomat dan lain sebagainya.
Adapun langkah cara melakukan
taksasi berdasarkan populasi adalah sebagai berikut:
-
Pastikan luas areal
tanaman yang akan dipanen.
-
Pastikan jarak tanam
tanaman.
-
Perkirakan prosentase
tumbuh tanaman.
-
Tetapkan sejumlah
tanaman yang akan dipakai sampel.
Jumlah sampel ini tergantung
keadaan homoginitas kesehatan tanaman dan banyaknya populasi tanaman. Semakin
banyak populasi tanaman dan atau kurangnya tingkat homoginitas kesehatan
tanaman maka sebaiknya sampel yang ditetapkan lebih banyak dan tersebar tempat
tumbuhnya.
-
Panen
tanaman yang sudah ditetapkan sebagai sampel dan timbang hasil produksinya
untuk setiap sampelnya.
-
Rumus Perhitungan:
Keterangan:
Th = Taksasi hasil
La = Luas
areal tanaman
Hs = Rata-rata hasil sampel tanaman
Pt = Prosentase tumbuh tanaman
Jt =
Jarak tanam
Contoh:
- Diketahui luas lahan tanaman mangga 10.000 m2.
- Jarak tanam adalah 5m X 5m = 25 m2
- Sebagai sampel tanaman ditetapkan tiga pohon
mangga, yaitu dua dibagian tepi lahan dan satu pohon ditengah lahan.
- Prosentase tumbuh dari sejumlah pohon yang ditanam
dilahan tersebut adalah 90%
- Hasil produksi setiap sampel tanaman adalah sbb:
Nomor sampel
|
Hasil Produksi (Kg)
|
1
2
3
|
15
45
30
|
Rata-rata
|
30
|
-
Taksasi hasil adalah:
10000 m2 X
30 kg X 90%
Th =
----------------------------------- =
10.800 kg = 10,8 ton
25 m2
-
Jadi kesimpulan bahwa
taksasi hasil produksi tanaman mangga sebagaimana kasus diatas adalah 10,8 ton.
PENENTUAN SAAT PANEN
Menentukan saat panen adalah
menetapkan saat panen yang tepat sehingga tidak terjadi atau paling tidak
mengurangi kendala yang mungkin nanti dihadapi pada saat panen atau pasca
panen. Kegiatan ini perlu dilakukanan dengan pertimbangan-pertimbangan yang
berkaitan dengan iklim, kematangan hasil dan faktor-faktor lain seperti
ketersediaan peralatan, perlengkapan, tenaga kerja dan pengangkutan hasil
produksi. Kegiatan ini penting dilakukan bagi petani, baik untuk tanaman
semusim (tanaman pangan dan hortikultura) maupun tanaman tahunan (tanaman
buah-buahan dan tanaman industri). Jika petani tidak menentukan saat panen dari
usaha pertaniannya maka kemungkinan petani akan menghasilkan produksi yang
tidak maksimal, baik kualitas maupun kuantitasnya. Akibatnya keuntungan
petanipun akan menjadi tidak maksimal. Kegiatan penentuan saat panen ini
umumnya petani tidak melakukan, namun sesungguhnya dengan tanpa disadari bahwa
beberapa petani telah melakukan kegiatan ini.
Pertimbangan Menentukan Saat Panen
Sebagaimana kepentingan perlunya
ditentukan saat panen adalah mengacu dari berbagai pertimbangan-pertimbangan
yang merupakan dasar untuk mengambil keputusan mengapa tanaman harus segera
dipanen atau ditunda. Adapun pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain:
· Adanya kriteria yang diberlakukan bagi tanaman
untuk siap dipanen sesuai dengan kebutuhan produksinya. Apakah hasil panen akan
dijual sesuai kriteria permintaan pasar atau sesuai kriteria pemanfaatan hasil
produksi, misalkan untuk benih.
· Pertimbangan waktu yang berkaitan dengan keadaan
cuaca/iklim pada saat panen, baik untuk kemudahan pada saat pelaksanaan panen
ataupun karena pengaruh ciaca/iklim terhadap sifat hasil produksi yang akan
dipanen.
· Pertimbangan umur tanaman atau umur buah, dimana
untuk beberapa jenis tanaman sudah mempunyai ketentuan pada umur tertentu sudah
harus dipanen.
Pengaruh Saat Panen Terhadap Produksi
Saat panen sangat berpengaruh
terhadap hasil produksi baik kualitas maupun kuantitas. Sebagai akibat
berkurangnya keuntungan yang seharusnya diperoleh bagi petani.
· Dari segi kualitas jelas menentukan banyaknya
hasil produksi yang memungkinkan dapat dijual dengan harga yang memuaskan per
satuan produksi.
· Dari segi kuantitas bahwa jumlah produksi tidak
maksimal atau dimungkinkan adanya sejumlah produksi yang hilang pada saat
panen.
· Secara ekonomis adalah menentukan terhadap
keuntungan maksimum menurut kondisi pasar tertentu. Oleh karena itu sekalipun
hasil produksi belum saatnya untuk dipanen, namun menurut pasar kondisi
produksi pada saat itu dapat memberikan
harga dengan keuntungan maksimum.
Kriteria Penentuan Saat Panen
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa
ada beberapa kriteria yang sebaiknya diikuti untuk menentukan saat panen. Hal
ini tergantung dari apakan hasil produksi akan langsung dijual atau akan
dijadikan benih. Namun secara umum kriteria yang biasa digunakan bagi para
petani adalah sebagai berikut:
1).
Berdasarkan kenampakan
(visual)
Beberapa jenis komoditas dapat
ditentukan saat panennya berdasarkan kenampakan baik kenampakan dari buah,
batang ataupun daunnya. Misalnya; warna, keadaan kulit, ukuran, bentuk dsb.
Berdasarkan kriteria ini adalah sangat mudah untuk dilakukan karena dapat
dilihat secara langsung.
2).
Berdasarkan fisik
(morphologisnya)
Beberapa jenis komoditas tanamam
dapat dilihat dari segi fisik atau morphologisnya, Misal; tingkat kekenyalan,
berat persatuan buah/biji, keriput atau
bernas, dan lain-lain. Contoh buah kelapa, kalau tua akan mengecil Penentuan
panen dengan metode ini sangat subyektif dan juga dipengaruhi faktor
lingkungan.
3).
Berdasarkan analisis
kimia
Sebagian produksi diambil sebagai
sampel untuk dilakukan analisis kimia di laboratorium. Dari hasil analisis
tersebut akan dapat menentukan sifat kimiawi dari hasil produksi yang sedang
diuji dan barulah dapat ditentukan apakah tanaman sudah bisa dipanen atau
menunggu beberapa hari lagi sesuai dengan persyaratan kualitas produksi yang
dikehendaki.
4).
Berdasarkan kadar air
.
Kriteria ini biasa diterapkan
untuk tujuan tertentu; misalnya untuk penghasil
produksi benih. Penentuan panen dengan metode ini
dapat lebih obyektif karena panen baru dilakukan jika biji telah mencapai kadar alr tertentu.
Meskipun demikian kadar air benih sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan karena biji selalu
dalam keadaan equilibrium dengan llingkungan sekitarnya.
5).
Berdasarkan fisiologi
.
Sebagaimana penentuan kadar air
yang juga dilakukan dilaboratorium, sifat-sifat kimia yang biasa ingin
diketahui adalah kadar gula dan tingkat keasamannya. Misalnya pada tanaman tebu
dan karet merupakan tanaman sepesifik yang memerlukan analisis ini untuk
menentukan saat panen.
6).
Berdasarkan Umur
tanaman.
Pada umumnya adalah tanaman semusim
atau tanaman yang hanya satu kali periode produksi langsung mati. Kelemahan
penentuan saat panen berdasarkan umur adalah bahwa umur tanaman (mulai sebar
benih sampai panen) sangat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga sangat
bervariasi. Pada umur tertentu ternyata tanaman belum siap panen, padahal
seharusnya sudah harus dipanen. Misalkan jagung manis dapat dipanen setelah
umur 70 hari sejak tanam, semangka 64 – 80 hari sejak tanam, dan lain-lain.
MEMANEN HASIL TANAMAN
Budidaya tanaman merupakan
kegiatan bercocok tanam yang tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan produk
tanaman, baik berupa umbi, batang, getah, bunga, daun, dan buah/biji. Suatu
jenis tanaman umumnya hanya diambil satu bagian dari tanaman yang dianggap
sebagai hasil produksinya. Namun ada juga yang dapat diambil lebih dari satu
bagian dari tanaman. Sekalipun demikian hanyalah satu bagian saja yang dianggap
sebagai hasil produksi utamanya. Upaya untuk mengambil bagian dari tanaman yang
merupakan tujuan utama budidaya tanaman tersebut disebut Memanen/Harvesting. Setiap tanaman memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, baik dari karakteristik tanamannya maupun
hasil produksinya. Oleh karena itu dalam memanen tanaman juga mempunyai cara
dan peralatan yang berbeda-beda pula sesuai dengan karakteristik tanaman dan
hasil produksinya.
Karakteristik
Tanaman
Tanaman budidaya pertanian
memiliki berbagai sifat dan karakteristik yang bermacam-macam. Umumnya tanaman
budidaya ini dibedakan antara tanaman semusim dan tanaman keras/tahunan.
1). Tanaman Semusim
Tanaman semusim adalah tanaman yang dibudidayakan
hanya untuk diambi hasilnya satu kali produksi selama masa hidup tanaman
tersebut. Adapun ciri-ciri tanaman semusim adalah sbb:
§ Umur tanaman antara 2 s/d 6 bulan saja, tergantung
ketahanan hidup tanaman tersebut.
§ Tanamannya berbatang lunak dengan pertumbuhannya
tumbuh tegak individu, tumbuh tegak berumpun, dan tumbuh menjalar.
§ Hasil produksinya bisa berupa umbi, daun, bunga,
dan buah/biji.
§ Musim panennya adalah tergantung iklim karena
keterbatasan ketersediaan air sebagai air pengairan yang sangat diperlukan
tanaman. Bia air pengairan cukup untuk tanaman budidaya tersebut, maka tanaman
bisa dibudidayakan sepanjang tahun dan dapat dipanen kapan saja.
2). Tanaman
Keras/Tahunan
Tanaman keras/tahunan adalah
tanaman yang dibudidayakan untuk diambil hasilnya lebih dari satukali semasa
hidupnya. Adapun ciri-cirinya adalah sbb:
§ Umur tanaman bisa mencapai 50 tahun atau bahkan
lebih.
§ Tanamannya berbatang keras dengan pertumbuhannya
tumbuh tegak individu.
§ Hasil produksinya adalah berupa batang, daun, dan
atau buah.
§ Musim panennya adalah musiman atau sepanjang
tahun.
Cara Memanen
Cara panen hasil
tanaman adalah bervariasi, tergantung dari karakteristik tanaman dan hasil
produksi yang akan diambilnya. Secara umum panen hasil tanaman dapat dilakukan
sebagaimana diuraikan pada tabel dibawah ini.
KARAKTERISTIK
HASIL TANAMAN
|
CARA MEMANEN
|
CONTOH TANAMAN
|
A. TANAMAN SEMUSIM
|
|
|
1.
Umbi
|
Mencangkul sekitar tanaman dengan hati-hati
|
Ketela rambat, Singkong, dll
|
2.
Batang dan daun
|
Mencabut/memotong tanaman
|
Sawi, Seladri, Bawang daun, dll
|
3.
Bunga
|
Memotong/memetik tangkai bunga
|
Anggrek,
|
4.
Buah
|
Memetik buah
|
Tomat, jagung dll
|
5.
Biji
|
Memotong tanaman kemudian merontokan biji
|
Padi
|
B. TANAMAN KERAS/TAHUNAN
|
|
|
1.
Batang
|
Memotong/menebang
|
Pohon Jati, Enau, rotan
|
2.
Getah
|
Menyayat kulit batang/pohon
|
Karet
|
3.
Buah
|
Memetik
|
Jeruk, apel
|
Untuk memetik
buah atau bunga tidak diperkenankan asal petik. Hal ini akan mempengaruhi masa
.berbunga berikutnya. Mungkin akan lama lagi berbunga kalau cara memetiknya
sembarangan. Perlu diperhatikan adalah dalam memetik jangan sampai bagian titik
tumbuh bunga ikut terpetik. Petikalah tepat pada tangkai buah dengan hati-hati
dan tidak terlalu banyak goyangan agar tanaman tidak stres. Bisa dengan cara
memutar tangkai buah atau menarik buah kearah atas. Namun yang paling baik
adalah memotong tangkai buah dengan pisau atau gunting yang tajam. Secara umum
bahwa panen tersebut diatas dapat dilakukan secara konvensional, dan dengan
menggunakan teknologi.
1). Secara
Konvensional
Secara konvensional adalah yang biasa dilakukan oleh para petani pada umumnya, yaitu cukup menggunakan tangan dan beberapa peralatan/ perlengkapan sederhana. Cara ini banyak menggunakan tenaga kerja dan kerusakan/ kehilangan hasil produksi masih mungkin terjadi bila diakukan dengan menggunakan tenaga kerja yang kurang profesional.
2). Dengan Teknologi
Cara ini adalah lebih modern dengan menggunakan mesin pemanenan. Keuntungan cara ini adalah kegiatan proses panen bisa dilakukan dengan lebih cepat, sedikit menggunakan tenaga kerja, dan kerusakan/kehilangan bisa lebih ditekan.
Peralatan dan
perlengkapan Panen
Peralatan dan perlengkapan panen berfungasi untuk
membantu dalam melakukan pemanenan hasil tanaman. Peralatan dan perlengkapan
panen tersebut dibutuhkan sesuai
karakteristik tanaman dan hasil tanaman yang akan dipanen, serta cara
menanennya dari masing-masing jenis tanaman. Sebagaimana tujuan
petani/pengelola usaha pertanian adalah untuk mendapatkan hasil panennya dengan
kualitas dan kuantitas yang optimal tanpa adanya kerusakan dan kehilangan
selama proses panen, maka peralatan dan perlengkapan panen ini ditentukan dan
dipilih yang benar-benar dapat membantu dalam proses pemanenan hasil tanaman.
Macam peralatan dan perlengkapan panen ini sangat
spesifik, tergantung dari spesifikasi hasil panen, apakah hasil panen berupa
umbi, batang, getah, daun, bunga, buah, dan biji.
Secara umum peralatan dan perlengkapan panen yang
biasa digunakan adalah:
1). Umbi
Hasi panen berupa umbi
biasanya hanya diperlukan alat untuk menggali umbi tersebut, yaitu cangkul.
2). Batang
Tanaman yang diambil
batangnya adalah pohon yang biasa digunakan untuk bangunan, misalnya pohon
jati. Alat yang digunakan adalah Gergaji (sinso), tai dsb.
3). Getah
Tanaman yang biasa diambi getahnya adaah tanaman
karet dan sebangsanya. Untuk mengambil getahnya biasa digunakan pisau khusus
untuk mengerat (menderes) pohon karet, mangkok untuk menampung getah dari
pohon, dan ember untuk pengumpulan getah dari mangkok-mangkok.
4). Daun
Hasil tanaman yang berupa daun cukup dipetik,
misalnya tanaman teh, tembakau dll. Perhatikan arah memetiknya, yaitu arah
kebawah. Hal ini dimaksudkan agar tanaman tidak terlalu goncang dan tidak
terlalu melukai batang. Untuk memetik daun ada juga yang memerlukan bantuan
alat pisau. Adapun perlengkapan yang perlu dibawah adalah keranjang sebagai
tempat hasil petikan daun.
5). Bunga
Hasil tanaman yang berupa bunga cukup dipetik,
misalnya tanaman bunga anggrek, zebra dll. Untuk memetik bunga ada juga yang
memerlukan bantuan alat pisau. Adapun perlengkapan yang perlu dibawah adalah
keranjang sebagai tempat hasil petikan bunga.
6). Buah
Hasil tanaman yang berupa buah cukup dipetik,
misalnya tanaman tomat, terong, mangga, rambutan dll. Sebagaimana karakteristik
tanaman penghasil buah, ada yang pendek, cukup terjangkau oleh tangan manusia
dan ada yang tinggi, tidak terjangkau oleh tangan manusia. Untuk memanen
tanaman yang tinggi biasa diperlukan tangga dan galah khusus alat memanen buah.
7). Biji
Tanaman penghasil biji biasanya berumpun. Alat
yang diperlukan adalah pisau khusus ( arit atau ani-ani) untuk memotong batang
tanaman dan alat perontok biji
MENGANGKUT HASIL TANAMAN PERTANIAN
Mengangkut hasil panen dari kebun
ke gudang adalah merupakan bagian dari kegiatan memanen hasil tanaman
pertanian. Kegiatan ini juga berpengaruh terhadap hasil panen, terutama
terhadap kualitas hasil panen. Dengan cara pengangkutan yang sembarang saja
menyebabkan tingkat kerusakan hasil panen lebih besar. Oleh karenanya upaya
mengangkut hasil panen tanaman pertanian perlu pula adanya perhatian khusus.
Pertimbangan
Menentukan Cara Pengangkutan
1). Karakteristik
Hasil Panen
Setiap
hasil panen tanaman pertanian memiliki karakter yang berbeda-beda, baik dari
segi bentuk maupun sifatnya.
§ Bentuk hasil Panen Tanaman
Hasil
panen tanaman dapat berupa umbi, batang, getah,
daun, bunga, dan buah. Sesuai dengan karakter ini maka alat dan
perlengkapan pengangkutannya harus disesuaikan, terutama berkaitan dengan
ukuran dari hasil tanaman tersebut. Sebagaimana hasil tanaman sayuran akan
berbeda alat dan perlengkapan pengangkutannya dengan hasil tanaman yang berupa
buah.
§ Sifat Hasil Panen
Sifat
hasil panen tanaman juga bervariasi, dari hasil tanaman yang mudah rusak sampai
hasil tanaman yang tahan atau tidak mudah rusak. Kemungkinan penyebab kerusakan
hasil tanaman pertanian semasa pengangkutan adalah:
-
Pengaruh iklim atau cuaca.
Beberapa
jenis hasil tanaman akan terpengaruh terhadap iklim atau cuaca. Terlebih lagi
bila jarak kebun ke gudang cukup jauh. Oleh karena itu alat angkut yang
diperlukan adalah yang mampu mempertahankan kualitas hasil panen selama
pengangkutan ke gudang.
-
Kesesuaian alat pengangkutan
Alat
angkut hasil panen tanaman pertanian memiliki spesifikasi tertentu, sesuai
dengan hasil panen tanaman apa yang akan diangkut. Namun umumnya petani tidak
memiliki alat angkut yang spesifik, sehingga mereka menggunakan suatu alat
angkut hasil panen tanaman pertanian yang serba guna.
2). Jarak
Pengangkutan
Jarak
pengangkutan juga menentukan terhadap tingkat kerusakan hasil panen tanaman
pertanian. Sebagaimana tanaman karet yang umumnya jarak kebun ke gudang/pabrik
relatif cukup jauh, sementara hasil panennya akan cepat menggumpal sebelum
dilakukan proses pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian untuk getah karet ini
memerlukan perlakuan khusus selama pengangkutan sampai kegudang. Demikian pula
alat transpotasinya juga didesain secara khusus.
3). Medan Lapangan.
Tidak
setiap tanaman dibudidayakan pada lahan yang mudah terjangkau dengan kendaraan.
Umumnya di Indonesia tanaman pertanian dibudidayakan pada lahan-lahan yang
medannya bergelombang dan jalanpun hanya merupakan jalan setapak serta belum ada
pengerasan jalan. Kalau ada baru dengan pengerasan batu yang tidak diratakan.
Dengan kondisi medan lapangan yang demikian akan mempengaruhi jenis atau macam
alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen
tanaman tersebut.
4). Tenaga Kerja
Untuk di Indonesia jumlah tenaga
kerja pertanian masih belum menjadi faktor pembatas pada kegiatan budidaya
tanaman pertanian. Mungkin permasalahannya adalah tingkat pengetahuan tenaga
kerja, khususnya dalam hal bagaimana cara mengangkut hasil panen tanaman
pertanian yang benar. Di negeri lain dimana tenaga kerja pertanian sudah
berkurang dan cukup mahal, maka pemanfaatan teknologi penggunaan alat mesin
pertanian merupakan pertimbangan untuk mengatasi sedikit dan mahalnya tenaga
kerja dibidang pertanian.
Alat/perlengkapan
Pengangkutan
Secara konvensional petani tidak
terlalu mempermasalahkan alat dan perlengkapan pengangkutan hasil panen tanaman
pertaniannya. Miniamalnya cukup dengan menggunakan karung-karung dan dipanggul
atau digendong dari kebun hingga kerumahnya. Namun untuk hasil panen tanaman
tertentu dengan jarak yang jauh dan jumlahnya cukup besar, maka petani sudah
mulai mempertimbangkan alat dan perlengkapan pengangkutan yang mungkin
digunakan. Pertama kali hanya berpikir agar hasil panen tanamannya bisa sampai
kerumah/gudang. Tetapi setelah adanya persyaratan dari permintaan pasar tentang
bagaimana kualitas yang diinginkan pasar, petani mulai berpikir bagaimana cara
mengangkut hasil panennya agar hasilnya tidak banyak rusak dan laku mahal.
Berbagai macam alat dan perlengkapan untuk mengangkut hasil panen tanaman
pertanian adaah sebagai berikut:
1). Kendaraan
Pengangkut
Umumnya hasil panen tanaman pertanian diangkut
dalam dua tahap hingga sampai ke gudang atau rumah petani.
Pada tahap pertama adalah mengangkut hasil panen
dari kebun sampai ke tempat pengumpulan. Tempat pengumpul-an ini biasanya
dipilih dipinggir jalan atau
tempat-tempat yang terjangkau oleh kendaraan roda empat atau pedati.
Alat transpotasi yang digunakan adalah:
§ Tandu/keranjang/karung yang dibawah oleh tenaga
manusia sebagai pengangkut. Alat ini digunakan bila jalan yang dilalui adalah
jalan setapak atau bahkan sesekai menyeberangi sungai.
§ Gerobag dorong/tarik yang didorong atau ditarik
oleh tenaga manusia. Alat pengangkut ini digunakan bila jalan yang dilalui
cukup untuk dilewati gerobag dorong/tarik. Kurang lebih lebar jalan adalah 1
meter.
§ Sepeda atau sepeda motor. Jalan yang dilalui
adalah yang memungkinkan dilewati kendaraan ini, yaitu lebar jalan lebih kurang
1 meter.
§ Perahu kecil atau rakit, bila jalan yang
memungkinkan untuk mengangkut hasil panen hanyalah sungai yang menghubungkan
antara kebun dengan tempat pengumpulan.
Tahap kedua adalah mengangkut
hasil panen dari tempat pengumpulan ke gudang, kerumah petani, dan atau
langsung ke pabrik. Umumnya yang digunakan mengangkut hasil panen dari tempat
pengumpulan sampai kegudang/ rumah petani/ langsung ke pabrik adalah
menggunakan pedati yang ditarik oleh seeokor atau dua ekor lembu, kendaraan
truk atau colt pick up. Untuk hasil tanaman tertentu digunakan alat transpotasi
khusus, seperti getah karet, sayur mayur dll.
2). Alat Bantu
Pengangkutan
Alat bantu untuk mengangkut hasil
panen tanaman adalah alat yang digunakan untuk memindahkan hasil panen dari
tumpukan ditanah ke atas kendaraan transpotasi. Peralatan/perlengkapan ini
meliputi sekop, karung, keranjang, ember. Untuk hasil panen yang cukup banyak
dan berat digunakan Alat pengangkut hidrolic.